Antara Adab Islam dan Pendidikan Seks

Ketika terjadi kasus pencabulan anak, mereka memberikan solusi agar anak-anak diberikan pendidikan seks dan pelaku pencabulan dihukum dengan seberat-beratnya.

Demikian juga ketika terjadi kasus-kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap kaum wanita, mereka selalu hanya menyalahkan pelakunya dan menuntut agar pelakunya dihukum dengan hukuman yang berat.

Semua pasti setuju bahwa pelaku kejahatan adalah penjahat yang harus dihukum setimpal sesuai dengan beratnya kasus kejahatan yang dilakukan. Tapi sekedar menghukum pelaku tanpa ada usaha untuk mencegah terjadinya kejahatan, maka semuanya hanya akan menjadi sia-sia. Kejahatan akan terus terjadi karena pintu itu selalu terbuka.

Untuk kaum wanita, sadarlah...

Memang benar laki-laki yang melakukan kejahatan. Tapi jika engkau menjaga adab-adab Islam dalam berpakaian dan berinteraksi, tidak membuka pintu-pintu fitnah, niscaya para lelaki itu tidak akan terpancing dalam kejahatan dan dosa, dan keadaan tidak semakin bertambah parah.

Benarlah Allah ketika berfirman,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita...” (QS. Alu Imran ayat 14).

Dan benarlah rasul-Nya ﷺ ketika bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak meninggalkan sesudahku fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki selain fitnah wanita.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim).

Dan beliau bersabda,

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ

“Waspadalah terhadap dunia dan takutlah kepada (fitnah) wanita. Karena sungguh fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah dalam perkara wanita.” (HR. Muslim).

Wanita adalah anugerah bagi kehidupan ini, tapi anugerah itu akan menjadi bencana ketika ditempatkan pada yang bukan pada tempat semestinya sebagaimana yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya.

Wallahul musta’an.